Skip to main content

DANAU MANINJAU NAN MEMPESONA



Jika kita mendengar Sumatera Barat yang terbesik dikepala adalah makanannya, budayanya dan pemandangan alamnya. Yup, jalan jalan keranah minang gak afdol rasanya jika kita tidak pergi untuk berwisata. Banyak sekali pemandangan alamnya yang masih asri. Salah satunya danau yang tersohor namanya sampai ke manca negara Danau Maninjau. 


Danau Maninjau merupakan Danau vulkanik yang memiliki Luas permukaan sekitar 99,5 Km2 dengan ketinggian 461,50 Meter diatas permukaan laut. Danau maninjau terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Sumatera Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 36 Km dari Kota Bukittinggi.
Jika kita berangkat dari kota Bukittinggi, sepanjang jalan kita akan disuguhi pemandangan alam yang membuat takjub. Sawah hijau yang melintang luas, disebelah kiri terdapat Gunung Singgalang ( jalan dari Bukittinggi menuju Koto Tuo ) dan udara yang sangat sejuk. Tiada henti kita  memuji Ciptaan Sang khalik….
Sebelum tiba di Danau Maninjaunya, kita dapat melihat keindahan Danau dari atas Puncak Lawang, Kecamatan Matur, masih Kabupaten Agam. Pemandangan yang indah dari Puncak Lawang merupakan titik tertinggi untuk melihat Danau Maninjau. Masya Allah… lagi dan lagi hati ini terus memuji keindahan Ciptaan Allah…Langit biru, awan putih, danau yang hijau, bercampur biru, hamparan sawah, deretan rumah rumah penduduk, tambak ikan menjadi suguhan pemandangan dari atas sambil menikmati secangkir kopi untuk menghangatkan badan. Gak pernah bosan tiap kali datang kesini.



Danau Maninjau Dari Puncak Lawang 

                             


Indahnya Pemandangan Danau Mainjau dari atas Puncak


                       

  
Biasanya, di Puncak Lawang ini sering mengadakan Event Paralayang Internasional. Katanya Spot disini merupakan Spot yang terbaik di Asia Tenggara. Saya masih ingat, ketika saya datang kesini berapa tahun yang lalu pas dengan diadakannya Event tersebut. Dengan gagahnya mereka membawa tas perlengkapan yang berat dipunggung. Turis turis asing berlalu lalang dihadapan saya. Saya pun memerhatikan turis yang akan memulai startnya. Memperbaiki parasutnya, mengechek perlengkapan keamanan, dan yang tidak lupa kamera untuk mengabadikan setiap moment merka. Mererka bergegas dengan sigap. Dimulai start dari Puncak ini dan finish di bawah ( Danau Maninjau ).  


Lanjut perjalanan, setelah kita melewati Matur. Kita akan memasuki kelok - kelok yang terkenal yang sering dinyanyikan. Yap, kelok 44 namanya. Setiap kelok an ditandai dengan angka, dimulai dari angka 1 dan berakhir nanti di angka 44. Disepanjang jalan kelok 44 kita akan  di sapa oleh monyet monyet yang ada dipinggir jalan, terkadang merekapun ikut menyebrang seperti manusia. Monyet monyet ini jadi daya tarik sendiri bagi setiap orang yang lewat terutama anak anak, sampai sampai ada yang memberhentikan kendaraannya kemudian memberikan makanan yang mereka bawa. 


Berakhirnya kelok di kelok 44 itu berarti tidak lama lagi kita memasuki Dana Maninjau. Rumah – rumah pemukiman warga sudah mulai kelihatan. Kita pun sudah tiba di Danau Maninjau. Yeee… sambil mencari tempat yang nyaman untuk berenti saya dan keluarga berhenti untuk membeli jajanan Maninjau yang di dapat dari Danau. Ada Pensi dan juga Langkitang. Wah.. ini makanan favorit saya. Selain memakannya penuh dengan sensasi makanan ini juga kaya protein loh…. Bagi yang pandai mengolah nya akan hilang amisnya. Oke…tempat yang strategis plus nyaman udah didapat, cemilan ( pensi + langkitang ) udah siap, minuman hangat udah tersedia, disuguhi pemandangan Danau maninjau = Perfect!
Tiap pulang kampung, pasti selalu kesini. Tapi gak pernah ngebosanin. Wajar banget kalo tiap lebaran kesini selalu rame. Dari pendatang yang ingin melancong, dari penduduk asli setempat yang jauh merantau pulang kesini untuk melepas rindu … kalo begini alamnya, saya pun ingin juga datang kemari tiap tahun :D
Saya beharap banget, kebersihan disekitar Danau Maninjau ini lebih diperhatikan lagi. Khususnya dipinggiran danaunya. Agar lebih banyak lagi wisatawan yang datang kesini sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar.


Foto by : Abdi Masa

Comments

  1. Aku kemaren ga sempat ke Danau Maninjau, Ir... Cuma ke Singkarak aja....

    ReplyDelete
  2. Aku kemaren ga sempat ke Danau Maninjau, Ir... Cuma ke Singkarak aja....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak dee...
      nanti main lagi ya ke ranah minang :D

      Delete
  3. dari fotonya kelihatan sejuk banget ya

    ReplyDelete
  4. Iyesss, Danau Maninjau ngangenin, udaranya juga sejuuuukk. Kalau udah malam, tambah dingin.
    Pensi itu juga enaaakk, makannya ga berasa, tau-tau udah penuh aja sampah kulitnya di piring, hehe..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Merajut Mimpi di dalam Do'a

Sore ini, hujan kembali turun. Tetesan air yang terbawa angin membasuhi wajahku berkali – kali seolah – olah membohongi mataku yang tak lagi tahan ingin menangis sejadi – jadinya. Kata orang, hujan   adalah waktu yang paling mustajab untuk berdoa. Tida bosan dan lelah aku terus mengulang – ngulang apa yang aku pinta sembari pasrah dan ikhlas. Satu yang aku yakini, Allah memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Suara petir diatas langit menambah rasa cemasku untuk menantikan hari esok. Besok adalah hari terakhir pengurusuan data ( tambahan ) dari siswa undangan yang terpilih ke Universitas Indonesia. Tiga minggu yang lalu sejak penguman di sampaikan, tinggal aku yang belum menyerahkan. Sejak tahu aku lulus di UI Orang tuaku merasa bahagia yang mungkin tak bisa aku jelaskan.   Rasa bangga tampak jelas dari raut wajah kedua orang tuaku yang sudah tidak muda lagi. Ayah dan ibuku seorang petani, aku memiliki dua adik perempuan yang masih duduk dibangku SMP. Atika kelas...

PESONA KEBUN TEH ALAHAN PANJANG

Langit biru, hamparan kebun teh yang hijau, Pohon tua yang masih berdiri dengan kokohnya, sejuknya angin yang bersemilir sampai masuk ketulang dan teriknya panas matahari seolah olah menyambut kedatangan saya waktu itu. Mulai masuk simpang Lubuak Salasiah mata saya tidak berhenti melihat kebun teh yang terbentang luas tak berujung, dari jauh terlihat Gunung Talang yang menjulang tinggi ke langit membuat saya terpukau dengan indahnya alam kampung ini.  w    : gimana ra, kampung aku ? bagus kan... 😂 me :  aaaaa... gilak keren! *sambil menikmati angin yang masuk dari jendela mini bus   w  : pasti betah lah disini..  pas kali cuacanya bagus cuaca kayak gini bagus untuk berfoto dari pada mendung  disini sering hujan  sekarang panas... nanti tiba tiba bisa turun hujan  me : kalo udaranya sedingin ini cuma satu yang awak pikirin  w  : apa tu?  me : mandi pagi hahahah pasti dingin kali ya  w : mandi...

Pantai Lampuuk, Keindahan tersembunyi diujung Barat Sumatera

Putihnya pasir Pantai Lampuuk Berjarak kurang lebih 20 Km dari Kota Banda Aceh kita dapat menjumpai Pantai bersih dan  cantik ini. Ya, Pantai berpasir Putih dengan suguhan pemandangan deretan gunung didepannya bernama Pantai Lampuuk. Bertempat di Desa Meunasah Mesjid, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar menjadi salah satu saksi bisu keganasan gelombang Tsunami 2004 lalu. Hampir separuh warganya habis terseret gelombang, salah satunya teman sekolah saya ketika duduk dibangku menengah pertama. Saat Tsunami terjadi pantai ini termasuk kawasan bencana yang parah. Kondisinya yang porak poranda, Pohon - pohon berjejer rapih di pinggir daratan habis disapu bersih oleh gelombang Tsunami. ini kali kedua saya berkunjung kepantai ini pasca tsunami sejak saya meninggalkan Banda Aceh Tahun 2003 yang lalu.   Jalur yang menghubungkan Banda Aceh dengan Calang ini sekarang sudah mulai bangkit kembali dari bencana. Terbukti, minat wisatawan lokal maupun luar mulai berdatangan....